Jumat, 02 Maret 2018
Ilmu Ekonomi
Teori Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan
Teori Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan, Berikut Ulasannya :
#Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat sebagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.
Pendapatan regional merangkum perolehan nilai tambah yang tercipta dari seluruh kegiatan ekonomi dalam wilayah pada periode waktu tertentu, pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat disuatu daerah tertentu. PDRB juga dapat menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi.
Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun.
Sedangkan produk domestik regional bruto atas dasar harga kostan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun.
Beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam melakukan suatu penelitian yaitu:
1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut. Nilai tambah merupakan selisih antara produksi (output) dan nilai biaya antara (intermediate cost) yaitu bahan baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi.
2. Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah, gaji dan surplus usaha, penyusutan dan pajak langsung neto. Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data dan tidak adanya metode yang akurat yang dapat dipakai dalam mengukur nilai produksi dan biaya antara dari berbagai kegiatan jasa, terutama kegiatan yang tidak mengutip biaya.
3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri.
Dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk:
a.konsumsi rumah tangga
b.konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
c.konsumsi pemerintah
d.pembentukan modal tetap bruto (investasi)
e.perubahan stok
f.ekspor net
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
Pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai sebagai pembangunan yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi, Kabupaten, atau kota. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral / lapangan usaha dan dari sisi penggunaan. Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu. (Kuncoro dalam Saputra 2011 ; 28)
Banyak faktor yang mempengaruhi taraf kemakmuran masyarakat. Salah satu faktor yang terpenting adalah pendapatan yang diperoleh masyarakatnya. Dengan demikian, pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai alat pengukur kasar taraf kemakmuran yang dicapai penduduk suatu negara. (Sukirno, 2006;14)
Pertumbuhan dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang.( Kuznet dalam Tambunan, 2001)
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
0 Response to "Teori Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan"
Posting Komentar