Source Image |
Indonesia, Negeri dengan segudang kebudayaan, keaneka ragaman agama serta suku dan juga sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke itu kenapa sekarang ini terasa seakan luntur ditelan ke-moderenan jaman.
Bila negeri tetangga saja sibuk mengembangkan budaya serta menjaganya agar tetap ada sampai ke generasi selanjutnya, kenapa kita kok seolah tak lagi memegang teguh budaya itu sendiri, aneh bukan?
Dimata dunia Negeri kaya raya ini di kenal dengan sebutan santun, tapi apa yang terjadi dalam dunia perpolitikan negeri ini? jangan menutup mata, nyatanya di negeri ini semangat gotong royong membangun bangsa sudah tidak terlalu menggaung. hanya semangat dalam merebut tahta yang keras gaungnya guna merebut hati rakyat setelah itu mereka sering melupakan janji manis dan rakyat hanya menjadi penonton dan alat kepentingan dalam menerapkan kebijakan. orang-orang yang jujur dinegeri ini sering kali dimusuhi bila tak mau diajak kompromi soal "urusan". kemana hilangnya budaya satun yang semestinya mampu mengantarkan negeri ini menjadi Top model pembangunan dalam membangun negeri.
Demi kepentingan kolektif dan pribadi sering kali pejabat negeri ini menghilangkan nilai-nilai budaya itu sendiri. mereka acap kali memusuhi, menyerang dengan berbagai macam cara serta tak jarang melempar "kalimat" yang bernada merendahkan politikus lainnya. aneh yaa, tanpa sadar para politikus itu sedang mempermalukan dirinya sendiri, rakyat sudah pintar dan tidak menutup mata. rakyat tahu dan dapat menilai mana yang berpihak padanya dan hanya menjadikannya alat saja atas nama kepentingan yang bukan sama sekali demi rakyat, bila ada sisa baru untuk kepentingan rakyat.
Bukanya bersama-sama gotong royong membangun negeri dengan bijak, masalah saling berselisih. sungguh jika benar berita yang saja baca ini sesuai adanya dengan fakta, ini sangat memilukan.
Dikutip dari NETRALNEWS.COM yang terbit baru-baru ini, mengenai pernyataan dari salah seorang anggota dewan perwakilan daerah NTT Adrianus Garu "bahwa banyak politisi dan elit saat ini yang merasa tidak nyaman dan terusik bisnisnya karena kehadiran Jokowi sebagai Presiden".
Sebagai elit yang memiliki peran penting dalam membela hak rakyat bukankah seharusnya mendukung keputusan Presiden jika memang kebijakan yang diambil dirasa baik untuk kemaslahatan umum? negeri ini sudah 72 tahun belum cukupkah untuk mendewasakan demokrasi dinegeri ini? dan sebenarnya dasar apa yang menjadikan para elit politik itu sehingga mereka mencalonkan diri? bukankah mereka dan semua tahu betul saat sudah mencalonkan diri menjadi seorang elit politik harus mampu bertanggung jawab dan memegang teguh nilai-nilai budaya serta menjalankan amanah sesuai dengan kepentingan rakyatnya bukan kepentingan kelompoknya. kita memang negeri dengan kepulauan akan tetapi bukan berarti demokrasi negeri ini juga berpulau-pulau (kelompok). atas nama kepentingan rakyat harusnya berpihak. karena rakyat membayar pajak dengan keringat bukan dengan duduk di ruang AC dan suguhan nikmat.
Sejalan dengan kata Andre (Sapaan akrab Adrianus) dilaman yang dumuat oleh NETRALNEWS.COM "Banyak politisi sakit jiwa gara-gara Presiden Jokowi. kebiasaan bancaan pasal dan bancaan uang rakyat demi kepentingan pribadi dan kelompok, dikunci Jokowi. ini yang membuat mereka marah". jika memang begini mungkin para politisi ini tidak paham betul akan luhurnya nilai dari sumpah yang mereka ucapkan saat dilantik.
Kemudian penjelasannya (Adrianus Garu) lagi masih pada laman yang sama "Mereka banyak mainkan isu PKI, isu suku, agama dan ras (SARA) dan isu tenaga kerja Cina. yang paling aneh ajak-ajak masyarakat untuk tumbangkan Presiden. padahal itu untuk kepentingan pribadi mereka".
Memang jika melihat fakta, seringkali warna hitam akan dapat dengan mudah mengotori warnah putih. akan tetapi sekarang rakyat sudah mulai melek dan dapat membedakan mana warna putih dan hitam. dan tentunya tidak semua elit politikus yang terhormat itu tidak semua mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja, pasti ada beberapa yang memang betul-betul bekerja untuk rakyat (semoga) demi generasi bangsa ini.
0 Response to "Susahnya Mencari Politisi Baik "
Posting Komentar