Sebuah cerita yang mengisahkan perjalanan seorang ibu dan anak, banyak kisah ada cinta, amarah, benci, rindu, bahagia dan sedih.....
pixabay.com/one_life |
The Story Of Coffee &
Sugar
Ada Cinta Dalam Pahitnya, Dan Simanis Yang Disayanginya Tanpa
Akhir
Sipahit Kopi & Si
Manis Gula
Kopi,
secangkir kopi akan cukup membuatku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Jika
orang lain sering bilang mengonsumsi kopi akan membuatmu terjaga alias insomia
tapi tidak denganku. Aku akan lebih mengantuk sesaat setelah meminum secangkir
kopi, dan kopi adalah minuman terfavoritku. Jika tidak ada kopi aku mencarinya
sampai dapat, aku akan merasa sangat lesu bahkan sakit kepala saat tidak
meminum secangkir kopi. Seperti hal nya aku menjadikan kopi minuman favorit
yang dapat memeberikan kenikmatan saat kuminum.
Kesempurnaan
kopi bagiku adalah ketika aku meminumnya
dengan ditambah gula yang akan menjadikan hakekat rasa kopi yang pahit
bercampur dengan rasa gula yang manis sehingga tercipta secangkir minuman kopi
yang sempurna.
Kesempurnaan
secangkir kopi yang diberi gula itulah yang menggambarkan kasih dari seseorang
yang tanpa kutau ada didalam ingatanku disetiap detik nafasku. Padahal dia
sering memarahi, ngomel, mengatur hidupku, selalui menelponku saat aku main,
sering menyuruhku yang terkadang membuatku jengkel hingga aku sampai mendiamkannya,
tapi meski begitu dia tetap saja akan selalu mengetuk pintu kamarku dan membawakan
aku makanan yang dimasaknya sendiri dan tidak lupa secangkir kopi diletakkan
nya di kamarku bila aku sedang marah padanya. Anehnya lagi meskipun dia sering
marah padaku tapi dia juga suka sekali memelukku, mencium pipi tembemku, hidung
pesekku, memberiku uang juga padahal dia begitu kerja keras untuk menghasil
uang tapi dia membagikannya padaku dan masih banyak lagi kebaikannya yang tidak
bisa ku hitung. Tak tau pasti sejak kapan, tapi yang jelas seorang istimewa itu
kupanggil “mamak”.
Dia
bilang padaku bahwa ia mengandungku dengan penuh perjuangan dan keraguan,
karena itu dulu katanya beberapa kali ia mencoba untuk menggugurkan aku. Karena
aku hadir tanpa rencana itu membuatnya semakin sulit menjalani hidupnya. Opss,
jangan berpikir macam-macam aku ada didunia ini dari pernikahan yang jelas dan
resmi kok! Hanya saja saat itu rumah tangga ibuku tidaklah harmonis, katanya
bapakku sering pergi merantau alasannya! tapi entahlah terlalu sulit saat itu
bagi mamakku, kata mamak begitu saat aku bertanya kenapa aku ini mau digugurkan.
Kemudian, juga umur saudara laki-lakiku yang masih 2 tahun dengan kondisi
ekonomi saat itu membuat mamakku semakin berat menerima kehadiranku dalam
hidupnya. Siapa yang tidak sakit hatinya saat tahu bahwa dia hadir bukan karena
diharapkan bahkan pernah dicoba untuk dilenyapkan? Tentu saja aku marah dan
sakit hati. Tapi meski begitu sekarang aku patut bersyukur karena usaha mamakku
untuk melenyapkan aku gagal, dan sekarang aku akan balas dendam kepada mamakku
itu.
“Sepanjang hidupnya akan aku buat mamakku itu
merasakan kebahagian yang tiada bandingannya saat bersamaku. Akan kuberikan
beribu juta kasih sayang, pelukan, ciuman dimalam hari sebelum dia tertidur
yang tak mungkin dapat dilupakannya. Akan kubuat dia menangis karena kuhujani
setiap detiknya dengan kasih sayangku”.
Itu
adalah sedikit janji balas dendamku kepada mamakku itu, dan sedikit-sedikit
sudah kulakukan yang akan kujadikan kebiasaan dalam hidupku. Sudah beberapa
tahun ini sejak kemarahanmku padanya kulenyapkan bersamaan dengan angin yang
terus bertiup kulepaskan kemarahanku itu pergi bersama angin, seiring semakin
tahu dirinya aku dan rapuhnya jiwa mamakku karena dimakan usia tapi meski
begitu tetap saja mamakku adalah wanita yang cantik, dia itu memiliki tubuh
yang tinggi, wajahnya oval, bibirnya tidak terlalu tebal berwarna merah muda,
rambutnya bergelombang hitam pekat, jari tangan dan kakinya panjang, warna
kulitnya tidak hitam tapi karena masa mudanya dihabiskan bekerja sengsara di
sawah dan ladang membuat kulitnya rusak tidak lagi mulus, sering kutemui banyak
bekas luka di kaki dan tanganya, kulit wajahnya juga terdapat kulit mati yang
menyebapkan hitam, sorot matanya dulu saat aku masih kecil aku mengingatnya
dengan jelas mamakku memiliki sorot mata yang tajam, gaya bicara yang cepat,
dan juga langkah kaki yang super cepat. Tapi sekarang sudah tidak begitu,
matanya sering nampak sayup saja, bicaranya agak pelan pipinya tidak lagi
nampak tembem ini karena gigi-giginya banyak yang lepas, langkah kakinya
melambat bahkan dia tak lagi mampu berjalan kaki sajauh satu kilo meter saja.
Sekarang dia sudah tidak hobby keluar lagi, meskipun hanya untuk sekedar
bercerita dengan teman-temannya.
Mamakku
itu juga paling berbeda dari kelima saudara kandungnya, selain paling cantik
tentunya. dia merupakan anak ke dua dari enam bersaudara yang memiliki cara
berpikir paling cepat dan yang paling suka membantu saudara-saudaranya, semua
ingin dibuatnya bahagia meskipun dia harus disakiti. Motto hidupnya adalah
orang-orang yang ada disekelilingnya harus bahagia bagaimanapun caranya,
sehingga hal itulah yang membuatnya lupa bahwa dia juga butuh untuk
membahagiakan dirinya sendiri.
Tapi
seberapa benarnya mamakku tetap saja ada beberapa kekurangannya, yang terkadang
membuat patah semangatku dalam mengejar impian dan cita-cita. Dalam hidupku,
aku mengibaratkan mamakku bagaikan kopi, rasa pahit dari kemarahannya adalah
rasa cinta seperti aku mencintai kopi karena aku selalu ingin meminumnya lagi
dan lagi, harumnya mempesonakan jiwa dan menciptakan ketenangan dan kemudian
kesempurnaan dari kopi itu adalah jika ditambah gula begitu juga dengan mamakku
kesempurnaannya adalah anak-anaknya. Karena seorang mamak seberapa nakal dan
bandel anak-anaknya dimatanya tetap saja si anak adalah sikecil yang manis
seperti gula yang tak akan dibiarkan semut-semut manapun mengganggunya, dia
akan menaruhnya di tempat yang paling aman akan di halaunya semut yang hendak
mencurinya.
Ada
kesalahan terbesarku dalam hidup ini yang pernah aku lakukan padanya, namun
Allah tunjukkan jalan kepadaku untuk menyadari dan menerima kehendaknya. Dahulu
saat jiwaku tak tertata setelah dihancurkan oleh badai aku menuduh orang tuaku
terutama mamakku sebagai penyebabnya. Sehingga sejak kejadian menyedihkan itu
aku mulai membencinya, menolaknya hadir dalam hidupku, berkata kasar dan yang
sangat menyedihkan adalah kebencianku terhadapnya menghapus wajahnya dalam
bayangan ingatanku. Beberapa tahun aku tidak dapat mengingat wajah wanita yang
melahirkanku itu. Aku lupa bagaimana caranya dahulu saat aku kecil menyayangiku
yang ada hanya kebencianku padanya yang tak terbatas meskipun malam menjelang
dalam tidurpun aku masih menghujatnya.
Setelah
mengenalinya lebih jauh dan bersamanya aku cukup tau dan mengerti sebab dari
semua kejadian sedih dalam hidup ini. penderitaan tak berujung yang dirasakan
membuatnya mengahiri semuanya. Sebagai penebus salahku atas prasangka burukku
padanya sejak aku mulai dapat melihat dan menilai tentang kejadian hidup ini
aku mulai merubah caraku dalam bersikap
dan berpandangan mengenai hidup ini. karena semua itu aku menjadi belajar akan
banyak hal, dan mulai memahami bahwa setiap kehidupan pasti akan ada masalah
yang datang menghampiri sebagai cara untuk mendewasakan sifat manusia. Dari
seorang anak yang pemarah aku merubah diriku menjadi seorang anak yang manis
seperti gula. Setiap pergi selalu kucium tangannya, pipinya, keningnya dan
kulambaikan tangan sampai tak terlihat lagi dirinya. Setiap malam sebelum tidur
aku juga melakukan hal yang sama. Setiap hari selalu ku ucapkan kata cinta
ajaib padanya, menggodanya dengan kata sayang dan selalu ingin kulakukan setiap
hari.
Aku
sudah membuat janji pada diriku ini mamak, untuk selalu meperbaiki sifatku. Aku
ingin mengikuti apa katamu, menyayangimu sebisa dan sekuat yang aku mampu. Dan
itu sudah kulakukan sebisaku, tapi tolong maafkan aku mamak jika suatu saat
nantik aku tidak lagi menuruti keinginanmu. Mungkin saat itu aku merasa tidak
mampu mengikuti kecepatan cara berpikir mamak lagi. Karena terkadang aku juga
ingin sesekali engkau lepaskan biar aku bisa terbang hanya untuk melihat se-isi
dunia ini bukan untuk menghilang darimu mamak. Kemanapun aku akan terbang pasti
aku akan kembali pada dirimu lagi wahai sang kopi kesayanganku. Aku hanyalah
sang gula yang akan sedap diminum dan layak disebut segar bila ada kopi dan
gula dalam cangkir yang sama untuk disirami dengan air kehidupan kemudian akan
menjadi nikmat untuk dinikmati.
Mamak
bila suatu saat engkau kecewa padaku, tolong jangan membuangku dari hatimu.
Akulah gula, simanismu yang bisa membuatmu senang saat menikmatinya tapi juga
bisa membahayakanmu. Saat gula terlalu banyak dikonsumsi melebihi kadarnya
biasanya bukan sehat yang engkau dapat tapi sakit. Maaf sungguh jika suatu saat
nanti aku membuatmu kecewa karena menolak kemauan mamak. Maaf, sungguh maaf!
Aku hanya ingin belajar bertanggung jawab atas hidupku.
** tobe continue **
--Next story coming soon--
0 Response to "NOVEL The Story Of Coffee And Sugar (TENTANG AKU DAN EMAK CERBUNG 1)"
Posting Komentar