Welcome to my blog >>> Cakrawala82

Teori Pengaruh Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan



Pengaruh Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan

Pengangguran adalah jumlah akumulasi orang yang tidak bekerja pada suatu titik waktu tertentu. Pengangguran merupakan perkalian antara jumlah orang yang masuk menjadi penganggur masing-masing setiap bulannya (inflow) dengan rata- rata durasi seseorang menganggur. (Santoso, 2012:162).

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau Of Labor Statistics- BLS) dalam Mankiw, mendefinisikan tingkat pengangguran (unemployment rate) sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Dapat dihitung sebagai berikut : 

Tingkat Pengangguran =(Jumlah yang tidak bekerja)/(Angkatan kerja)  x 100.

Pergerakan seseorang masuk dan keluar dari angkatan kerja, pada kenyataannya, merupakan sesuatu yang umum. lebih dari sepertiga pengangguran merupakan populasi yang baru saja memasuki angkatan kerja. Populasi ini termasuk pekerja muda yang sedang mencari pekerjaan pertama mereka, seperti mahasiswa baru saja lulus. Populasi ini juga termasuk angkatan pekerja senior yang telah meninggalkan angkatan kerja akan tetapi kembali kedalam akangkatan kerja untuk mencari pekerjaan baru. Akan tetapi, tidak semua pengangguran berakhir dengan para pencari kerja mendapatkan pekerjaan. Hampir setengah dari pengangguran berakhir ketika para penganggur meninggalkan angkatan kerja. (Mankiw, 2006:138)

a)Klasifikasi Pengangguran
Pengangguran dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara misalnya menurut wilayah geografis, jenis pekerjaan dan alasan mengapa orang tersebut menganggur. Berikut jenis pengangguran menurut sifat dan penyebabnya:

-Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional atau frictional unemployment adalah pengangguran yang disebabkan oleh informasi yang tidak sempurna sehingga terdapat friksi atau jeda bagi pencari kerja untuk menemukan pekerjaan yang sesuai. Kebijakan yang dapat digunakan untuk mengurangi pengangguran friksional antara lain dengan meningkatkan arus informasi kepada pekerja dan perusahaan mengenai pasar kerja. (Santoso, 2012: 163).

-Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural sering disebut juga dengan pengangguran karena adanya ketidak sesuaian atau mismatch, bai ketidak sesuaian pekerja maupun ketidaksesuaian geografis. (Santoso, 2012: 163).


-Pengangguran Karena Rendahnya Permintaan
Pengangguran kerena rendahnya permintaan agregat atau deficient demand sering disebut juga dengan pengangguran siklikal. Ketika terjadi penurunan permintaan agregat maka akan menyebabkan permintaan tenaga kerja akan turun juga. (Santoso, 2012: 164).

-Pengangguran Alamiah
Terdapat konsep pengangguran yang lain yaitu tingkat pengangguran alamiah atau natural rate of unemployment. Tingkat pengangguran alamiah terdiri dari pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Dan menurut Todaro dalam Priyo Santoso bahwa tingkat pengangguran karena kekurangan permintaan bukan termasuk pengangguran alamiah.

Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. (Sukirno, 2004:35)

Ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan. Bagi sebagian besar masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya part-time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin. Masyarakat yang bekerja dengan bayaran tetap di sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarakat kelas menengah keatas. Setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedangkan yang bekerja secara penuh adalah orang kaya. Namun, kadangkala ada juga pekerja di perkotaan yang tidak bekerja secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik dan yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan-pekerjaan yang mereka rasakan lebih rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai sumber-sumber lain yang bisa membantu masalah keuangan mereka. (Lincolin Arsyad dalam Sugmaraga, 2014:37)

0 Response to "Teori Pengaruh Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan"

Posting Komentar